Monday, May 07, 2007

(Hati-hati) Nonton Spiderman (di Mal)

Mal. Tak mesti harus berbelanja sekarang jika datang ke sana. Sekedar nongkrong atau melihat benda-benda yang dipajang sambil sedikit berkhayal-khayal, imajinasi melayang kemana-mana membayangkan sesuatu. Katanya lebih nyaman, berbelanja di satu tempat tanpa takut kehujanan atau kepanasan. Hanya saja suka lupa waktu, karena jarang ada toko yang memasang jam di sana. Lupa waktu. Lupa pulang. Lupa kalo sudah saatnya mal tutup! Karena gak liat matahari!
Saya sendiri ternyata nggak terlalu kerasan berada, apalagi berlama-lama, di mal. Sudah saya coba berkali-kali. Paling lama cuma sejam. Itupun jarang. Jika saya pernah lebih dari itu, pasti karena ada sesuatu yang membuat saya melebihi waktu sejam itu. Jika kelamaan memang pikiran saya jadi gak normal (... emang tiap harinya gak normal!). Maksudnya gini lho.... apa ya?... susah ngetiknya.... Sudah tak bisa berpikir jernih... Saya ini di negeri mana? Apa wanita cantik yang sejak tadi jalan sama aku di mal ini beneran ato bukan?!
Ato jangan-jangan wanita cantik ini yang bikin pikiranku kalang kabut?! Jantung seakan mau keluar dari tempatnya.... (Ini mau ngomongin Spiderman ato apa tho?!!)
Gak papa... memang beginilah kalo di mal, segalanya gak jelas. Pembicaraan sering menjalar kemana-mana. Mirip di mal!

Maksudnya mau nonton sih di mal. Nonton Spiderman. Ya... nonton sih gak tujuan utama. Tujuan utamanya ada, tapi tiba-tiba aja ilang. Karena ya itu tadi; di mal, segalanya gak jelas. Pembicaraan sering menjalar kemana-mana. Mirip di mal!

Spiderman. Sejak kecil inilah superhero yang saya sukai. Saya lebih suka Spiderman dari pada Superman atau Batman, apalagi Gundala Putra Petir! (Yang terakhir adalah tokoh lokal yang mencoba jadi global!). Spiderman bagi saya lebih manusiawi daripada superhero lainnya. Hidupnya penuh pilihan. Musuh yang dianggap musuh pun punya latar belakang manusiawi tentang keter-pepetan manusia dalam menjalani hidup. Hingga kadang harus memilih apakah membinasakan atau memaafkannya. Di bioskop sekarang ini Spiderman sudah sampai di sekuel yang ke tiga. Ada hal menarik dari tiga seri ini;

Yang paling segar dalam ingatan mungkin Spiderman 3. Adalah adegan saat Spiderman akan menyelamatkan Mary Jane Watson dari Taksi yang terjebak dalam jaring laba-laba hitam Venom diantara gedung. Sebuah shot yang hanya sedetik! Saat Spiderman berlari dan di belakangnya adalah bendera Amerika yang berkibar lalu Spiderman meloncat mengeluarkan Spiderweb dari tangannya dan berayun! Masyarakat Amerika pun bersorak menyambut kedatangannya. Jika kalian jeli. Dalam film Spiderman 1, 2 dan 3 pasti ada shot kecil itu. Entah itu benderanya penuh, sepertinya atau sedikit tiangnya saja. Tak hanya di Spiderman, banyak superhero amerika yang menyisipkan sedikit gambar ini ke dalam ceritanya.

Seorang teman saya pernah menjelaskan dalam suatu forum; Kenapa Superhero Amerika banyak yang memakai baju berwarna merah dan biru? Waktu itu dia sampai bikin makalah yang masih saja saya ingat berjudul "Kenapa Superman Berkostum Merah Biru?". Katanya sih merah dan biru adalah warna dominan dari bendera Amerika. Dia menjelaskan secara semiotik, mengurai segala macam tanda yang menempel dalam superhero amerika. Waktu itu saya masih bingung, apalagi itu semiotik! maklum, saat dia ngomong, saya belum mengambil matakuliah semiotika (Semiotik/semiologi/semiotika; ilmu tentang tanda). Bahkan dia menceritakan kisah para superhero itu sampai perak Irak! Memang di mal, segalanya gak jelas. Pembicaraan sering menjalar kemana-mana. Mirip di mal!

Tentang shot itu kalian bisa melihat dan mendefinisikannya sendirilah. Saya tak mau menjebak pikiran kalian ke kalimat yang saya bikin sendiri. Sedikit apresiasi akan membuat kalian mengetahui pesan tersembunyi dari sebuah tontonan.
Sebuah shot kecil. Shot yang hanya sedetik. Shot penuh makna. Shot berbahaya! Bahkan kalian tak akan menyadarinya telah menerima pesan tersembunyi itu.
Itulah hiburan. Apalagi film. Segalanya begitu nyata sepertinya. Apalagi kamampuan visualnya yang memukau. Ditambah suara digital surround yang membuat seakan kita berada di dalamnya.









3 comments:

GaJeboW said...

huuahh..dulu ak memang pecinta mall, dari SMP man!..soalnya dulu wakt skul di klp gading, k mall klp gading tinggal naek bajaj ber8!!..cuman bayar 1000 (klo ga salah??!!)..saban hari yang di liat mall terus, padahal ga mo beli..klo pun mau liat2 yah barangnya itu2 ajah..budaya jalan2 ajah pun sedikit pudar di ganti dengan kongkow2 alias makan2 klo ke mall ya tujuannya cuma buat makan2..ak n teman2 plng rajin ke pizza hut n burger king (satu2nya di klp gading waktu itu)..lambat laun bioskop mulai menjamur..again di klp gading mall..nonton trus makan n sedikit jalan2..emang bener kata dhanan..semua hal bisa terjadi mall, tadinya mau liat2 ajah eh jd pengen makan, eh malah jadi pengen nonton..obrolan juga bisa seputar pribadi ampe orang (biasanya cowo ganteng yang udah ada monyetnya..-pacar maksudnya)..semua di komentarin..bahkan ak pernah mergokin cowo temenku yang jalan sama cewe lain..(sial tuh cowo!!gw bakal kejar ampe ke liang lahat!!..ini apa sih..tuhkan baru ngomongin mall aja udah ngalor ngidul??!!)..intinya..gw ga begitu suka super hero..khayalan..keliatan desperate..mendambakan sosok seseorang yang sempurna..punya kelebihan yang impossible..tapiiiiiiiii...gw sendiri suka bgt sama wonder women..iket pinggang goldnya itu lah yang ga nahan..hidup wonder women (pdhl dy juga produk amerika terlihat dari warna pakaian yang merah biru..)..keep writing man!!

rio nisafa said...

wah kayaknya kaya diklat kine klub di kaliurang dulu..

hehehehe

Rock d World!
rio_nisafa

MUSHO!!! said...

Hayoh kui lak yo kowe tho sing ngendhiko dab!