Sunday, March 11, 2007

Passivist

Banyak orang yang bertanya dan berpikir macam-macam tentang istilah ini. Passivist. Apalagi ditambah slogan, atau tagline, atau apalah namanya; Close your books, open your eyes. Semua yang bertanya dan berpikir itu pun semakin dalam menginterpretasikannya. Hingga kami pun terkagum-kagum.

Passivist. Dari kata dasar "passive". Ya kalo "Active" jadi activist (aktifis), maka begitulah jadinya passive. Yang dikerjakan ngapain? ya cuman nongkrong aja di bawah pohon kepel di depan jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Sambil ngeliatin para aktifis ber-orasi di plasa bawah Fisipol yang kian hari jumlahnya kian menurun. Euforia penurunan Pak Presiden Suharto masih terasa sampai sekarang. Apalagi para mahasiswa baru masih getol-getolnya ikut ini-itu yang berkaitan dengan politik.

Taman Kepel Komunikasi. Kadang begitu kami menyebutnya. Padahal pohon kepelnya gak lebih dari lima! tapi begitulah adanya. Rindang. Kalau berbuah ya ampun banget! Buahnya banyak. Yang menunggu pun banyak. Berebut. Dan untungnya aku pernah merasakan satu. Kata temenku yang beru sekali makan buah kepel "Rasanya kayak roti Belanda ya!"

Biasanya para "macan kampus" seperti saya ini yang sering menghuni taman kepel. Paling nggak setiap harinya mulai dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Kecuali hari minggu dan hari besar (kayak dokter aja). Kami tinggalkan beberapa jam jika ingin mencari makan. Sekedar makan bareng di Gudeg Yu Djum dekat selokan Mataram, seberang kampus Kehutanan. Selain itu ya seperti biasanya... ketawa-tawa mengejek salah satu teman yang tiap harinya kenyang diledekin. Atau "ngerasani" cewe cantik yang kebetulan liwat karena untuk menyiulinya aja kami akan kagok! hihihi.... Beberapa yang yang tiduran atau tertidur. Beberapa menikmati "dedaunan" sambil melontarkan joke-joke nya. Kadang juga "Mr. Brosnan" liwat bagai tanpa dosa melompati teman-teman yang sedang bebaring.

"Mr. Brosnan"?

Jangan pikir macam-macam! Itu cuman manusia mistrius yang datang tiap pagi dan pulang tiap siang. Ngapain dia? gak ada yang tau. Kebanykan cuman menebak-nebak. Gayanya sih mahasiswa. Jalannya suka mlipiri kampus. Gak peduli ada orang yang menghalangi jalannya, dia lompati aja, biar bagaimana pun posisinya. Pertama ada yang emosi sih... tapi setelah tahu. Cuman tersenyum. Pernah motornya di umpetin sama anak-anak. Dia nyari setengah mati. Herannya. Dia gak pernah tanya! Waktu motornya dikembalikan pun, dia hanya merengut!

"Eh, hari ini ujiannya open atau close ya?" Begitu kata salah seorang teman yang baru datang di taman kepel. Menunggu ujian.

"Open sekarang! Open!"

"Wah asiiikkk!!! semalem lupa belajar jhe. Masa ujian Teknokom kok malah belajar Semiotik! Untung Open!"

"Iya Open... Open your eyes, close your book! alias nyontek!"

"Woooo... wong edian! kirain! pokoknya aku ntar jejer kamu! biar bisa nyonyek!"

"Beres! Pak Takmir siap sedia kok."

Jadi begitulah semua itu terjadi.

Tak usah berpikir macam-macam tentang istilah Passivist apalagi Close your books open your eyes. Segala teori akan segera mentah kok kalo ada yang baru.

Tak usah merepotkan diri dengan beriterpretasi yang dalam-dalam tentang istilah itu. Tapi kalo mau melakukannya ya... monggo. Silakan. Gak ada yang ngelarang. Ditulis jadi buku... silakan juga. Cuman kalo kita banyak mimkirkanya... Apa bedanya dengan akifis?

Passivist cuman penyeimbang kok.

Mau pakai kaosnya atau pin nya?